Sejarah Dracula Membantai Ratusan Ribu Umat Muslim (Nyata)
Sejarah Dracula Vlad Tepes -- Kekejaman Dracula sangat mengerikan, tak pernah terbayangkan kalau siksa kejinya itu pernah ada di muka bumi. Saking ngerinya, membayangkannya pun bisa bikin merinding. Silahkan simak artikel tentang sejarah Dracula nyata. Inilah Dracula nyata bukan fiksi. Dan Dracula yang nyata ternyata lebih mengerikan daripada yang fiksi hollywood.
Sejarah Dracula Membantai Ratusan Ribu Umat Muslim
Nama asli dia adalah Vlad Tepes (dibaca Tse-pesh/ Vlad si Penusuk/penyula). orang ini lahir pada bulan Desember 1431 M di Benteng Sighisoara, Transilvania, negeri Romania. Bapaknya bernama Basarab (Vlad II), yg terkenal dengan panggilan Vlad Dracul, sebab termasuk dalam keanggotaan Orde Naga.
Dalam bahasa Rumania, “Dracul” berarti naga. Sedangkan “ulea” berarti “anak dari”. Gabungan dari kedua istilah itu, Vlad Tepes dipanggil dengan nama Vlad Draculea ( dibaca Dracula dalam bahasa inggris), yang artinya adalah anak dari Sang NAGA.
Ayah Dracula merupakan seseorang panglima militer yg lebih sering bertempur di medan perang ketimbang di rumah. Dracula cuma mengenal sosok sang Ibu , Cneajna, salah satu wanita bangsawan dari kerajaan Moldavia. Ibunya memberikaan kasih sayang dan pendidikan kpd Dracula.
Namun hal itu tidak mencukupi untuk menghadapi situasi mencekam di daerah Wallachia ketika itu. Pembantaian telah menjadi tontonan harian. Seorang raja yg semalam masih berkuasa, di pagi hari kepalanya sudah dipenggal dan diarak keliling kota oleh para pemberontak.
DRACULA DIKIRIM KE ISTAMBUL TURKI USTMANI
Ketika usia 11 tahun, Dracula bersama adiknya, Radu, dikirim ayahnya ke Kerajaan Turki Utsmani untuk belajar. Hal ini dilakukan sang Ayah sebagai tanda kesetiaannya kepada kerajaan Turki Ustmani yg sudah membantunya merebut tahta Wallachia dari Janos Hunyadi.
Selama di Istambul, saudara kakak beradik ini memeluk agama Islam, dan bahkan keduanya juga sekolah di madrasah untuk mempelajari ilmu agama.
Tidak mirip adiknya yang tekun belajar, Dracula justru sering membolos hanya untuk melihat eksekusi penjahat kelas berat di hukum mati di alun-alun. Begitu asyiknya dia melihat tubuh tubuh tanpa kepala. Apabila sehari saja tidak ada eksekusi hukuman mati , maka dia akan menangkap burung atau tikus, lalu menyiksanya dengan tombak kecil hingga tewas.
Dengan statusnya sebagai muslim, Dracula mempunyai kesempatan belajar kemiliteran kepada para prajurit Khilafah Ustmani yg memang terkenal tangguh dalam berperang. Dalam tempo singkat drakula muda ini bisa menguasai seni berperang Khilafah Ustmani, bahkan melebihi prajurit Khilafah Ustmani lainnya. Hal inilah yang menarik perhatian Sultan Muhammad II ( Eropa memanggilnya Sultan Mehmed II).
Sampai pada tahun 1448 M, menyusul kematian Ayah serta kakaknya, Mircea, yg dibunuh dalam pemberontakan yg diorganisir oleh Janos Hunyadi, Kerajaan Turki mengirim Dracula untuk merebut kembali Wallachia dari cengkraman Kerajaan Salib Honggaria. Saat itu Dracula berusia 17 tahun.
PEMBERONTAKAN DAN KEKEJAMAN DRACULA
Dengan bantuan pasukan Khilafah Ustmani Turki, Dracula dapat merebut tahta Wallachia. Setelah penakhlukan itu, sebagian besar pasukan pulang ke Turki tapi sebagian ada yang masih di Wallachia. Tanpa diduga, Dracula murtad serta berkhianat. Dia menyatakan memisahkan diri dari kekuasaan Khilafah Ustmani.
Para prajurit Khilafah Ustmani Turki yang masih tersisa di Wallachia ditangkapi. Setelah beberapa hari dipenjara di ruang bawah tanah, mereka diseret dengan telanjang bulat menuju daerah hukuman pada pinggir kota. Di tempat inilah seluruh sisa prajurit Turki dihukum dengan cara disula.
Hukuman Sula yaitu tubuh seseorang ditusuk lewat dubur (anus)nya menggunakan balok kayu runcing sebesar lengan hingga menembus tubuh bagian perut, dada, leher atau punggung, lalu ditancapkan pada tengah lapangan. Mirip disate gitu.
Karena banyaknya orang yang disula, lapangan itu seolah olah berubah menjadi 'hutan mayat manusia'.
Sula |
Dua bulan kemudian Janos Hunyadi dan pasukannya berhasil merebut tahta Wallachia dari tangan Dracula. Tetapi di tahun 1456 sampai 1462 Dracula dapat menguasai kembali Wallachia. Masa pemerintahannya kali ini merupakan masa-masa teror yang sangat mengerikan. Yg menjadi korban aksi sadisnya bukan hanya umat Islam yg tinggal pada Wallachia, akan tetapi para tuan tanah serta warga Wallachia yang beragama Khatolik.
Saat hari Paskah tahun 1459, Dracula mengumpulkan bangsawan bangsawan dan tuan tanah beserta keluarganya di sebuah gereja pada sebuah jamuan makan. Sesudah semuanya selesai makan, dracula memerintahkan semua orang yang ada ditempat itu ditangkap.
Para bangsawan yg ikut terlibat pembunuhan ayah serta kakaknya lalu dibunuh dengan cara disula. Tahanna yang lain dijadikan budak pembangunan benteng untuk kepentingan darurat pada kota Poenari, di tepian sungai Agres.
Seorang sejarawan Yunani, yaitu Chalcondyles, memperkirakan jumlah semua tahanan mencapai sekitar 300 kepala keluarga. Mereka terdiri atas pria serta perempuan , orang tua, bahkan anak-anak.
Kekejaman Dracula terhadap umat muslim di Wallachia jauh lebih sadis lagi. Selama masa kekuasaannya, lebih dari 300 ribu umat muslim dibantainya. Berikut sejumlah peristiwa yang dilakukan Dracula dalam ajang pembantaian umat Islam:
Pembataian terhadap prajurit Khilafah Ustmani di ibu kota Wallachia, Tirgoviste. Ini terjadi pada awal kedatangannya di sana, sehabis mengumumkan perlawanannya terhadap Khilafah utsmaniyah.
Di 1456, Dracula membakar 400 pemuda Turki yg sedang mencari ilmu pengetahuan di kota Wallachia. Mereka ditangkapi dan ditelanjangi, kemudian diarak keliling kota yg akhirnya dimasukkan ke sebuah aula. Aula tadi kemudian dibakar saat ratusan pemuda Turki di dalamnya. Mereka dibakar hidup hidup.
Aksi brutal lainnya, ialah pembakaran para petani dan fakir miskin Muslim Wallachia di acara penobatan kekuasaannya. Para petani dan fakir miskin ini dikumpulkan pada jamuan makan malam di sebuah ruangan. Tanpa sadar mereka dikunci dari luar, lalu ruangan itu dibakar.
Kekejaman Dracula terhadap Khilafah Ustmani serta Islam semakin menjadi. Buat menyambut hari peringatan St. Bartholome, 1459, drakula memerintahkan pasukannya untuk memenjarakan para pedagang Turki yang berada di Wallachia.
Selama sebulan aksi penangkapan itu, terkumpullah 30 ribu pedagang Turki beserta keluarganya. Para pedagang yang tangkap lalu ditelanjangi dan digiring menuju lapangan penyulaan. Lalu mereka satu per satu disula. Maka terlihatlah dilapangan itu sebuah pemandangan mengerikan yaitu 'Hutan Pohon Mayat Manusia'.
Aksi kejam lainnya adalah dengan menyebar virus penyakit mematikan ke daerah-wilayah yang ditinggali kaum Muslimin. Dracula juga memerintahkan pasukannya untuk meracuni Sungai Danube. Ini ialah strategi Dracula untuk membunuh pasukan Khilafah utsmaniyah yg membangun kubu pertahanan pada selatan Sungai Danube.
Di 1462 M, Khalifah utsmani, Muhammad II mengirim 60 ribu pasukan buat menangkap Dracula hidup atau mati. Pemimpin pasukan itu adalah Radu, adik kandung Dracula. Mengetahui serangan ini, Dracula menyiapkan aksi terkejamnya buat menyambut pasukan Turki.
KHALIFAH UTSMANI, MUHAMMAD II MENYERANG DRACULA
Sepekan sebelum pertempuran, Dracula memerintahkan pasukannya untuk memburu semua umat Islam yang tersisa di daerahnya. Maka terkumpullah 20 ribu umat muslim yang terdiri dari pasukan Turki Ustmani yang tertawan, para petani, serta warga lainnya.
Selama empat hari mereka digiring dalam keadaan telanjang bulat dari Tirgoviste menuju tepi Sungai Danube.
Sungai Danube |
2 hari sebelum pertempuran, para tawanan disula secara masal pada sebuah tanah lapang. Mayat-mayat tersula tersebut lalu diseret menuju tepi sungai. Lalu dipajang pada kiri serta kanan tepi sungai, yg membentang sejauh 10 km untuk menyambut pasukan Khilafah Turki Ustmani.
Sula |
Pemandangan 'Hutan Pohon Mayat Manusia' yang sangat mengerikan ini hampir merobohkan mental pasukan Khilafah Ustmani. Namun semangat mereka kembali bangkit ketika menyaksikan sang Pemimpin begitu berani menerjang musuh. Mereka terus merangsek maju, mendesak pasukan Dracula melewati Tirgoviste sampai ke Benteng Poenari.
Pasukan Khilafah Ustmani yang dipimpin Radu berhasil mengepung Benteng Poenari. Merasa terdesak, isteri Dracula memilih untuk bunuh diri dengan terjun dari salah satu menara benteng. Sedangkan Dracula melarikan diri ke Honggaria melalui lorong rahasia.
Sampai tahun 1475 M Wallachia dikuasai oleh Khilafah Turki Utsmaniyah, sebelum akhirnya kembali direbut oleh sang Dracula yang dibantu pasukan Salib dari Transylvania serta Moldavia.
Masa pemerintahan ke 2 Dracula ini hanya berlangsung satu tahun. Dia banyak menghabiskan waktunya di sebuah Gereja Snagov. Sehari-hari ia hanya mengikuti kegiatan gereja seperti misa dan berbincang dengan kepala gereja.
KEMATIAN DRAKULA
Di saat kekuasaan Dracula mulai pudar, Perang Salib justru tengah berkobar dasyat. Sultan Muhammad II ( Sultan Muhammad Al Fatih) memimpin pasukan Khilafah Utsmaniyah menggempur Eropa Barat.
Dracula ditugaskan untuk menghadang pasukan Khilafah Ustmani. Kali ini Dracula meninggalkan Wallachia, dia menitipkan anak dan istrinya di kota Transilvania.
Dia pun memimpin pasukan ke Danau Snagov yg akhirnya berhadapan dengan pasukan Ustmani .Di bulan Desember tahun 1476 akhirnya dia mati dalam perang itu.
Danau Snagov |
Bagaimana terbunuhnya Dracula, semua menunjuk pada satu akhir. Kepalanya dipenggal serta dibawa ke Konstantinopel sebagai bukti , kemudian badannya dilemparkan ke sungai. Mayat Dracula yang tidak berkepala akhirnya ditemukan di tepi Danau Snagov oleh para biarawan Gereja Snagov. Mereka membawanya ke Gereja Snagov dan menguburkannya.
Selain melalui cerita turun-temurun warga Rumania, bukti-bukti sejarah terkait riwayat kelam Drakula juga tercatat dengan sangat baik di sejumlah pamflet yang berada di Jerman dan Rusia.
Komentar
Posting Komentar