Darurat Virus Zika, Amerika Latin Himbau Jangan Hamil Hingga 2018

SuaraNetizen.com - Jika di awal tahun 2015 yang lalu kita sering mendengar kabar tentang adanya virus mengerikan Ebola yang menyebar dengan cepat di beberapa negara Afrika, maka semenjak pertengahan tahun 2015 terdapat sebuah virus mengerikan lain yang menyerang negara-negara di benua Amerika Tengah dan Selatan.


Virus ini disebut dengan virus Zika. Virus Zika sendiri mulai dikenal dalam dunia medis sejak dideteksi pada tahun 1947 di benua Afrika. Setelah sempat tidak begitu terdengar gaungnya, entah mengapa tiba-tiba virus ini menyebar dengan cepat di Brazil semenjak pertengahan tahun 2015 dan menyebar luas di negara-negara sekitarnya di Amerika Selatan dan kini di Amerika Tengah.

Infeksi virus Zika pada manusia ditengarai menjadi penyebab utama adanya gangguan neurologis yang disebut dengan microcephaly. Microcephaly sendiri adalah kondisi pada bayi yang baru lahir dimana tempurung kepala dan otaknya memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan bayi normal.

Penularan virus Zika ini sendiri berasal dari gigitan nyamuk Aides Aigypti, nyamuk yang sama yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue dan demam kuning.

Selain itu, penyebaran virus ini juga bisa melalui transfusi darah dan juga dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya secara langsung. Hal ini berarti Ibu hamil harus sebisa mungkin tidak terkena gigitan nyamuk yang telah membawa virus tersebut agar anaknya bisa lahir dalam kondisi yang normal.

Dikarenakan persebarannya yang sudah sangat pesat dan mengkhawatirkan, beberapa negara di Amerika Selatan dan Tengah layaknya Kolombia dan El Salvador bahkan hingga menyerukan anjuran bagi wanita-wanita di negaranya untuk menunda kehamilan agar tidak terjadi kasus bayi yang lahir terkena infeksi virus Zika.

Pemerintah Kolombia meminta para wanita di negaranya untuk tidak hamil hingga jangka waktu enam hingga delapan bulan ke depan, sementara itu, pemerintah El Salvador justru lebih ekstrim dengan meminta wanita di negaranya tidak hamil hingga tahun 2018 dan virus Zika sudah dihentikan penyebarannya.

Deputi Kementerian El Salvador, Eduardo Espinoza berkata jika seruan ini ditujukan demi mencegah lahiranya bayi dengan masalah microcephaly akibat infeksi virus Zika. Dalam tahun 2015 dan awal tahun ini saja, El Salvador telah menerima laporan deteksi virus Zika hingga 5397 kasus dimana 96 diantaranya adalah wanita hamil sehingga seruan ini dianggap penting untuk pencegahan penyebaran yang jauh lebih parah.

Di Asia sendiri, baru-baru ini ada laporan dimana seorang pria dari Thailand harus dilarikan di Rumah Sakit di Taiwan setelah baru saja tiba di Bandara Internasional Taoyan karena diindikasi telah terkena virus Zika. Pada tahun 2013 dan 2015, beberapa negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan layaknya Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, Kamboja, hingga Maladewa pernah mendeteksi adanya virus Zika ini namun dalam jumlah yang relatif sangat rendah.

Pria asal Thailand ini ditengarai telah mengalami sakit kepala saat masih di bandara Bangkok, Thailand sehingga harus diperiksa oleh Tim Medis Bandara. Memang, hasil pemeriksaan pria ini negatif virus DBD namun kala sampel ini dikirim ke CDC Taiwan (Taiwan Centers for Disease Control), pria ini ternyata terdeteksi telah terinfeksi virus Zika.

Pemerintah Taiwan sendiri baru-baru ini mengeluarkan himbauan pada warganya, khususnya wanita yang sedang hamil, untuk tidak mengunjungi Negara-Negara Amerika Selatan dan Tengah dan menganggap negara-negara tersebut masuk dalam level “berbahaya” untuk dikunjungi karena adanya penyebaran infeksi virus Zika.

Himbauan yang sama juga dilakukan bagi mereka yang berencana untuk mengunjungi negara-negara Asia Tenggara dan Selatan layaknya Indonesia, filipina, Thailand, Malaysia, Kamboja, dan juga Maladewa meskipun level bahayanya jauh lebih rendah.

Selain itu, dokter-dokter di Taiwan juga diminta untuk melaporkan jika ada indikasi penemuan infeksi virus Zika dalam jangka waktu kurang dari 24 jam ke CDC Taiwan untuk penanganan yang cepat dan tepat.

Pakar kesehatan berkata bahwa masih belum ada obat maupun vaksin yang bisa mencegah infeksi virus Zika ini sehingga kita harus pandai-pandai menjaga tubuh agar tidak mudah tergigit nyamuk yang membawa virusnya.

Untuk melindungi diri kita sendiri dari infeksi virus Zika, maka kita harus melindungi tubuh agar tidak mudah tergigit nyamuk aides aigypti dengan cara memakai baju berlengan panjang dan celana panjang, baju-baju berwarna cerah yang tidak mengundang perhatian nyamuk, dan gunakan lotion penangkal nyamuk pada bagian tubuh yang tidak tertutupi pakaian.

Sumber Foto: REUTERS/ Jose Cabezas /doktersehat.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pembantaian Ratusan Guru Ngaji NU oleh Pasukan Ninja 1998

Foto Rontgen Eno, Gagang Cangkul Menembus hingga Paru paru, Bikin Ngilu

Pendukung Teroris Kagum Ribuan Orang Hadir Dalam Pemakaman Santoso, Padahal ini yg terjadi