AWASSS, Ada Virus yang Menular Melalui Terompet
Virus dari Terompet -- Seremoni tahun baru untuk sebagian besar masyarakat yang ikut merayakan menjadikan terompet sebagai benda yang wajib dimiliki. Namun, sedikit yg tahu bila dari terompet itu dapat menyebar aneka macam jenis virus dan bakteri yg berbahaya bagi kesehatan.
Koordinator Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI), dr. Marius Widjajarta menyebutkan, dari penggunaan terompet, berbagai virus berbahaya mampu masuk melalui bibir mulut. Apalagi, bibir kita tidak mirip kulit yg mempunyai pelapis pelindung.
"dari terompet tersebut sudah pasti akan tertular virus. Karena di bibir manusia, tidak terdapat selaput pelindung. Sebagai akibatnya penularan virus serta bakteri cepat menyebar ke tubuh manusia,” ucap dr Marius Widjajarta, hari Rabu (30/12).
Menurut Marius, penularan ini sama halnya dgn penyebaran penyakit melalui hubungan s*ks, sebab langsung berhubungan ke selaput lendir. Apalagi, usai membuat terompet, umumnya pembuatnya akan mencoba meniup terompet terlebih dahulu. Sebagai akibatnya, penularan virus tersebut kemungkinan besar akan terjadi.
Seharusnya, Kementerian Kesehatan, kata Marius, melakukan penyuluhan terhadap Produsen dan penjual terompet tentang berbahayanya tes bunyi terompet bagi kesehatan saat pembuatan terompet. "Mereka harusnya dibina dan diawasi pemerintah, agar tidak terjadi penularan virus yg berasal dari terompet," katanya.
Kendati begitu, karena hal tadi belum terealisasi, Marius menghimbau warga agar lebih berhati-hati serta hanya memakai terompet gas yang tidak memakai mulut utk mengeluarkan suara. Langkah ini diyakini bisa mengatasi penyebaran virus melalui terompet.
Di sisi lain, seremoni tahun baru ini sebagai ladang rezeki bagi sebagian orang yg memiliki pekerjaan membuat terompet. Puluhan warga di Jalan Mandor Ale, RT 05/04, Sepanjang Jaya, Kec Rawa Lumbu, Kota Bekasi mencoba mencari pendapatan pada akhir tahun 2015 ini dgn usaha membuat terompet.
Lebih kurang 1000 buah terompet sudah mereka produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat buat perayaan tahun baru 2016.
Salah satu Produsen terompet di lokasi tadi, Nardi (45 tahun) sudah menggeluti profesi menjadi Produsen terompet sejak 1992 silam. Ia mengaku belajar membuat terompet dr seorang sahabatnya
"Saya sdh menjadi pembuat terompet lebih dari 20 th. Dari mulai model terompet hanya model sepir (model terompet mirip corong) dengan peniup memakai bambu," jelasnya.
Dengan modal Rp tiga,lima juta, tiap tahun Nardi bisa menghasilkan terompet banyak sekali jenis menggunakan jumlah minimal 1.000 buah. Mulai dari bentuk sepir/corong hingga terompet modifikasi aneka macam bentuk.
Buat sobat netizen sebaiknya tidak usahlah niup niup terompet, kalau pun terompet itu beli baru tetap aja pernah ditiup pembuatnya atau orang yang akan beli. Karena kebanyakan orang yang akan beli terompet pasti meniup dulu, nyaring apa nggak nih suaranya... Wreeeetttt...habis itu ditaruh lagi pilih yang lain. Pasti terompetnya pernah dicoba orang lain.
Komentar
Posting Komentar